Awas Keliru, Ikuti Rute ke Pulau Seribu Jakarta yang Benar
September 16, 2022Ingin Berlibur, 5 Wisata Pulau Seribu Cocok Dikunjungi
September 20, 2022Mengetahui larangan Pulau Seribu juga penting bagi pengunjung yang hendak ke sana. Anda tentu tidak ingin rencana liburan menyenangkan berubah menjadi duka karena sanksi. Apalagi tindakan melanggar tersebut seringkali tanpa disadari para wisatawan.
Kepulauan Seribu memiliki banyak destinasi, seperti Pulau Pari, Pulau Harapan, Pulau Tidung, Pulau Ornust, dan masih banyak lagi. Letaknya yang berada dalam satu rangkaian kepulauan membuat peraturan yang diterapkan tidak jauh berbeda.
Apa Saja Daftar Larangan Pulau Seribu?
Berikut beberapa larangan yang dibuat oleh pihak pengelolah untuk menjaga kelestarian alam sekaligus keselamatan para wisatawan. Anda perlu mengingatnya sebaik mungkin sebelum berangkat. Menggunakan agen tour biasanya akan diingatkan.
Membuang Sampah Sembarang
Larangan membuang sampah tidak pada tempatnya mungkin berlaku di semua tempat wisata, termasuk larangan Pulau Seribu. Tindakan ini menimbulkan berbagai efek negatif. Seperti bau tidak sedap, mencemari lingkungan, dan merusak pemandangan.
Apalagi jika Anda membuang sampah tersebut ke laut. Limbah tersebut akan mengancam keberadaan biota laut yang akhirnya mengancam jumlah populasi. Terutama sampah-sampah plastik yang sulit diurai dan mengotori air laut.
Namun sayangnya, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan masih kurang. Terlihat dari banyaknya bekas makanan berserakan di tepi pantai. Suasana nyaman saat berjemur yang harusnya dirasakan, berganti dengan kejengkelan melihat sampah.
Maka dari itu, apabila Anda berkunjung ke Pulau Seribu pastikan tertib menjaga kebersihan. Alangkah lebih baik jika mampu mengkampanyekan larangan Pulau Seribu. Bangun kesadaran bahwa kelestarian alam adalah tanggungjawab bersama.
Corat-Coret atau Vandalisme
Jika sebelumnya berupa limbah, selanjutnya coretan-coretan yang ternyata dilarang. Wisatawan berusia remaja biasanya paling sering melakukan hal ini. Mereka menulis berbagai macam kata-kata di pohon, tempat duduk, dinding, serta fasilitas wisata lain.
Ironisnya, tindakan tesebut kemudian dengan bangga difoto dan diupload ke media sosial. Tanpa sadar mereka menganggap bahwa tindakan tersebut benar dan bentuk pengabadian momen. Padahal sangat merusak keindahan wisata.
Aksi vandalisme termasuk dalam larangan Pulau Seribu yang serentak diberlakukan di semua pulau, terlebih Taman Arkeologi Onrust. Wisatawan dilarang keras mencorat-coret benda bersejarah di dalamnya. Sebab akan merusak nilai seni barang berharga.
Bagi Anda yang melanggar aturan ini akan memperoleh sanksi tegas dari pihak pengelola. Mulai dari membayar denda sampai kurungan penjara. Sebab aksi vandalisme merupakan pidana ringan yang diatur dalam pasal 489 KUHP.
baca : Awas Keliru, Ikuti Rute ke Pulau Seribu Jakarta yang Benar
Membawa Pulang Material Dilindungi
Salah satu kebiasaan wisatawan yang ternyata larangan Pulau Seribu adalah membawa barang yang dilindungi. Seperti keramik, tumbuhan, dan bebatuan bersejarah di taman Onrust. Sementara di pulau lain mungkin jenis barang yang dilindungi berbeda.
Beberapa wisatawan mungkin menganggap ini sebagai kenang-kenangan. Namun, sebaiknya selalu tanyakan kepada tour guide, masyarakat setempat, atau pihak pengelola. Apakah barang tersebut bebas diambil dan dibawa pulang?
Jangan sampai niat hati bersenang-senang menghabiskan waktu libur. Justeru berujung sedih menjalani sanksi akibat tidak mau bertanya aturan yang ditetapkan. Lebih aman, sebaiknya jangan bawa apapun untuk menjaga kelestarian alam.
Menyentuh Koleksi Bersejarah
Apabila Anda ke Taman Onrust, ada larangan Pulau Seribu berupa tidak boleh menyentuh koleksi barang arkeologi. Bukan berarti mengurangi ruang gerak wisatawan, namun barang bersejarah sudah sepatutnya dijaga dari bentuk ancaman kerusakan.
Apalagi benda-benda berusia puluhan hingga ratusan tahun tersebut rentan rusak saat dipegang. Bisa dibayangkan, bagaimana jadinya jika semua wisatawan yang jumlahnya jutaan diperbolehkan menyentuh koleksi? Padahal tidak semua orang bisa berhati-hati.
Maka dari itu, sebisa mungkin jaga diri dengan tidak memegang koleksi Taman Onrust. Sebab akan ada sanksi denda cukup banyak. Apalagi jika kerusakan cukup parah. Kecuali Anda berkunjung ke pantai yang cenderung bebas benda bersejarah.
Menangkap Bintang Laut
Anda menyukai bintang laut dan tergoda untuk menangkapnya? Berhenti untuk mencoba hal ini. Saat menyelam ada larangan Pulau Seribu yang harus dipatuhi yakni jangan mencoba menyentuh bintang laut. Sebagus dan semenarik apapun hewan ini.
Bintang laut dikatakan lebih jinak saat berada diperairan yang tenang. Namun, ketika Anda mencoba menangkapnya bisa jadi berubah agresif sebagai bentuk pertahanan diri. Mungkin tidak ada sanksi yang Anda peroleh, namun dapat mengancam kesehatan.
Beberapa akibat yang akan dialami saat tersengat bintang laut di antaranya, kulit bengkak dan kemerahan, rasa perih, pusing, mual dan muntah. Bahkan jika tidak segera memperoleh pertolongan dapat terjadi gangguan irama jantung dan kejang.
Paling aman adalah amati bintang laut dari jauh. Biarkan ciptaan Tuhan tersebut menikmati hidupnya, tanpa gangguan tangan. Anda cukup menikmati indahnya menyelam di pantai dan bebas dari larangan Pulau Seribu.
Merusak Ekosistem Laut
Keindahan bawah laut yang mengagumkan apakah pantas untuk dirusak? Anda datang jauh dan mengeluarkan budget tentu ingin menikmati indahnya spot Pulau Seribu. Maka dari itu, Anda juga bertanggungjawab menjaga kelestarian alamnya.
Beberapa tindakan termasuk larangan Pulau Seribu saat Anda snorkeling adalah memanah ikan sembarangan dan merusak terumbung karang. Tidak sedikit pengunjung yang tergoda membawa cantiknya terumbu karang dengan cara memecahnya.
Bagi Anda yang menginginkan ikan laut, datang saja ke Pulau Lancang. Destinasi ini menyediakan spot memancing lengkap dengan alat pancingnya. Anda hanya perlu membayar biaya sewa alat. Selanjutnya sepuasnya mengadu kail ke ikan-ikan laut.
baca : Wisata Camping Pulau Semut di Kepulauan Seribu
Menyelam Tanpa Pengawasan
Larangan Pulau Seribu selanjutnya adalah menyelam sendirian tanpa teman atau pendamping divemaster. Meskipun ombak di pantai ini tidak terlalu besar, namun tetap saja ada resiko yang mengancam. Apalagi saat cuaca sedang buruk.
Apabila Anda ingin menyelam, maka sebaiknya booking paket wisata Pulau Seribu yang menyediakan tour guide. Sehingga Anda dapat terus didamping. Keselamatan tetap menjadi nomor satu dibandingkan kesenangan berwisata.
Namun sayangnya, tidak jarang para wisatawan yang berangkat mandiri atau backpaker yang melanggar. Mereka dengan seenaknya diving di pertengahan pantai tanpa alat memadahi. Padahal peraturan tersebut dibuat demi keselamatan wisatawan itu sendiri.
Maka dari itu, bila perlu Anda dapat mengkampanyekan gerakan safety saat menyelam. Ajak orang untuk lebih sadar akan bahaya ombak besar yang bisa jadi datang, serangan hewan laut, dan sebagainya.
Mendirikan Bangunan Tanpa Izin
Bagi Anda yang niat berwisata mungkin tidak terpikirkan untuk melakukan larangan Pulau Seribu satu ini. Namun ini bisa menjadi tambahan informasi penting. Banyaknya pengunjung di kepulauan seribu seringkali menarik minat untuk mendirikan bangunan.
Contoh, rumah makan, penginapan, wahana bermain atau lainnya tanpa izin dari pengelolah. Namun, ada bangunan non permanen yang boleh Anda dirikan, yakni tenda untuk berkemah dengan tetap berkomitmen menjaga kebersihan pantai.
Berbagai destinasi wisata pulau Seribu memang patut untuk dikunjungi. Beragam spotnya menawarkan pengalaman tersendiri bagi setiap wisatawan. Namun, Anda juga perlu meningkatkan kesadaran untuk mematuhi larangan Pulau Seribu demi diri sendiri.